Kamis, 10 November 2016

Berkaca dari pengalaman mahasiswa UGM ciptakan kompas multifungsi

Berkaca dari pengalaman, mahasiswa UGM ciptakan kompas multifungsi


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Aktivitas di alam bebas adalah aktivitas yang penuh kemungkinan serta tingkat kesusahan tinggi. Walau demikian, tersebut kenyataan yang perlu dihadapi oleh beragam pihak yang bergelut di alam bebas serta beberapa mahasiswa serta peneliti di bagian kebumian seperti geologi, geofisika, pertambangan. Kesusahan yang kerap dihadapi saat mengambil data di lapangan yaitu lantaran alatalat yang dipakai biasanya cukup banyak serta rumit hingga mengonsumsi saat lama. Tiga mahasiswa Geologi UGM, Hafizhan Abidin Setyowiyoto, Ahmad Faizal Amin, serta Riko Susetia Yuda, berinisiatif untuk bikin satu alat untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan bikin alat untuk memudahkan pengambilan data lapangan. Bekerjasama dengan dua mahasiswa Elektronika serta Instrumentasi, Ghafar Ramadhan Faqih serta Ahmad Shalahuddin Abdullah, kelimanya di bawah tuntunan Dr. Agung Setianto membuat Long Ranger Compass, satu kompas multifungsi yang bisa dipakai untuk mengukur parameter kuantitatif dalam pengambilan data lapangan. Kompas ini menggabungkan manfaat Global Positioning Sistem (GPS), pengukur kemiringan serta arah otomatis, altimeter, laser, serta data logger untuk mempermudah sistem pengukuran data geologi lapangan. Data yang diukur salah satunya yaitu adalah koordinat pengamat, kemiringan serta arah penyebaran susunan batuan, suhu, desakan hawa, serta ketinggian. Data itu setelah itu bakal disimpan dalam data logger supaya bisa direcall serta dipresentasikan dalam format file excel. Terkecuali pengukuran segera dengan cara cepat, alat yang mereka pakai dapat juga dipakai untuk lakukan pengukuran dari jarak jauh. Untuk pengukuran dari jarak jauh ini, pemakai bisa menembakkan laser untuk mengukur arah serta kemiringan susunan batuan dari jarak jauh. Diluar itu, laser dapat juga dipakai untuk memastikan posisi satu objek pada pemakai dengan menembakkan laser ke objek dari dua titik yang di ketahui koordinatnya. Kelebihan yang lain, alat ini telah terintegrasi dengan software Geographic Information Sistem (GIS) hingga hasil pengukuran bisa segera di proses di computer. Menurut mereka, ini yaitu kali pertama mereka lakukan penelitian interdisiplin pengetahuan yang begitu jauh tidak sama. Mereka juga mengharapkan penemuan ini adalah awal dari kerja sama interdisipliner yang bisa memecahkan permasalahan yang kerap didapati seharihari. Waktu di tanya dari tempat mana inspirasi ini berasal, Faizal Amin (Amin) menjawab bila inspirasi ini datang dari permasalahan yang ia hadapi seharihari sebagai mahasiswa geologi, yaitu permasalahan lamanya saat pengukuran lantaran memerlukan banyak alat yang pengoperasiannya cukup rumit. Sampai nampak inspirasi untuk memecahkan permasalahan dengan menggandeng personel dari jurusan lain yang tahu mengenai perlengkapan elektronik. Pernyataan ini di dukung oleh Riko yang juga teman dekat satu kelas Amin. Ia mengakui bila awalannya mereka kerap kumpul bareng, lalu terpikir ideide untuk bikin satu alat sebagai jalan keluar permasalahan yang kerap didapati di lapangan. Pada akhirnya, tercetuslah inspirasi untuk bikin alat itu. Karya kreatif mereka gagasannya bakal dipresentasikan dalam pertandingan Minggu Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke28 yang bakal diadakan oleh Kementerian Penelitian, Tehnologi, serta Pendidikan Tinggi di Kampus Halu Oleo Kendari, 59 Oktober yang akan datang untuk Program Kreatifitas Mahasiswa bagian Karsa Cipta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar