Selasa, 15 November 2016

Tragis sosok pahlawan revolusi Indonesia ini dibunuh oleh kakaknya

Tragis, sosok pahlawan revolusi Indonesia ini dibunuh oleh kakaknya


Cara Hemat Pererat Pertemanan dengan JalanJalan Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman atau yang lebih di kenal dengan nama S. Parman adalah satu diantara pahlawan revolusi Indonesia serta tokoh militer Indonesia. Sosok yang memperoleh gelar Letnan Jenderal Anumerta itu wafat dunia sesudah terbunuh pada momen G30S PKI. S. Parman yaitu anak ke enam dari sebelas bersaudara yang dilahirkan di Wonosobo, Jawa Tengah pada tanggal 4 Agustus 1918. Ayahnya bernama Kromodihardjo bekerja sebagai seseorang pedagang. S. Parman mempunyai seseorang kakak lakilaki bernama Ir. Sakirman, nanti sang kakak ini bakal jadi pejabat di Politbiro CC PKI (sejenis Dewan Syuro atau Dewan Penasihat Parpol saat ini). Walau Kromodihardjo hanya seseorang pedagang di Pasar Wonosobo, beliau senantiasa mengupayakan supaya anakanaknya dapat peroleh pendidikan setinggitingginya. Parman merampungkan pendidikan di HIS (Hollandsch Inlandsche School) atau Sekolah Basic Belanda di Wonosobo. Lalu beliau meneruskan ke MULO (Meer Uitgebried Lager Onderwijs) atau Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta. Semestinya sesudah lulus, Parman meneruskan ke AMS (Algemeene Middelbare School) yang setara dengan tingkat SMA tetapi lantaran ayahnya wafat dunia pada th. 1937 bikin Parman tak bersekolah nyaris dua th.. Parman lalu menolong ibunya berdagang di Pasar Wonosobo. Sesudah temukan saat yang pas, Parman kembali meneruskan sekolahnya di AMS. Sesuai sama hasrat ayahnya, Parman lalu masuk ke Sekolah Tinggi Kedokteran (STOVIA) di Jakarta. Lagilagi sekolah Parman kembali terhalang. Beliau tak dapat merampungkan sekolah kedokterannya ini lantaran invasi Jepang pada th. 1942. Satu hari saat Parman tengah ada di Wonosobo, beliau berjumpa polisi militer Jepang, Kenpetai yang menyampaikan bila mereka memerlukan seorang yang dapat berbahasa Inggris sebagai penerjemah. Sejak saat itu, Parman yang fasih berbahasa Inggris ikuti Kenpetai sampai ke Yogyakarta. Walau menolong Jepang, rasa nasionalisme Parman tetaplah tinggi. Beliau selalu terkait dengan rekantemannya yang berjuang diamdiam untuk melawan Jepang. Sesudah Indonesia merdeka, Parman pilih dunia militer sebagai tempat pengabdiannya pada negara. Sepanjang Agresi Militer II, Parman turut bergerilya diluar kota. Selesai agresi, Parman pernah mengenyam pendidikan di Koninklijke Militaire Academie (sejenis AKMIL) di Breda, Belanda. Th. untuk th., karier Parman selalu menanjak, beliau lalu diangkat jadi Asisten I Men Pangad bagian Intelijen dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada Agustus 1964, pangkatnya dinaikkan lagi jadi Mayor Jenderal. Pada saat memegang jabatan sebagai Asisten I bagian Intelijen, dampak PKI telah meluas ke nyaris semua bagian kenegaraan. Lawan paling utama PKI yaitu Angkatan Darat. PKI menebar opini umum kalau AD punya niat menggulingkan kepemimpinan Presiden Soekarno. Oleh karenanya, PKI menekan Presiden membuat Angkatan Ke lima diamana anggotanya yaitu buruh serta tani yang dipersenjatai. Waktu itu, Parman jadi satu diantara pihak yang paling keras menampik gagasan pembentukan Angkatan Ke lima. Penolakan dan posisinya sebagai petinggi intelijen yang tahu banyak mengenai PKI, membuatnya tujuan paling utama PKI. Pada akhirnya pada awal hari tanggal 1 Oktober 1965, Parman diculik gerombolan G30S/PKI yang di pimpin Serma Satar dari Resimen Tjakrabirawa. Di Lubang Buaya, sesudah disiksa dengan kejam Parman pada akhirnya hembuskan napas terakhirnya. Jasadnya baru diketemukan tanggal 4 Oktober 1965 serta dimakamkan tanggal 5 Oktober 1965 di TMP Kalibata. Ironisnya, satu diantara otak penculikan Parman tak lain yaitu kakak kandungnya sendiri, Ir. Sakirman yang disebut pejabat di Politbiro CC PKI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar